Selasa, 21 Oktober 2014
Krisis Budaya yang dipengaruhi oleh Globalisasi
Menurut Anthony Giddens, globalisasi adalah intensifikasi relasirelasi sosial mendunia yang menghubungkan lokalitas yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa-peristiwa lokal dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di seberang jauh dan begitupun sebaliknya.
PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI ; KESENIAN YANG BERTAHAN DAN YANG TERSISIHKAN
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
Senin, 13 Oktober 2014
Implikasi Teknologi Komunikasi Dalam Dunia Periklanan
Tanpa kita sadari perkembangan teknologi komunikasi
mempunyai dampak besar terhadap aspek-aspek kehidupan kita sehari-hari, perkembangan
teknologi komunikasi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap dunia
advertising/periklanan baik secara global di dunia maupun di negara Indonesia
kita sendiri.
Kita
sering melihat bagaimana iklan-iklan di dalam media televisi,internet, ataupun
media cetak sudah banyak mendapat perubahan yang sangat besar terjadi di
dalamnya. Sarana periklanan pada jaman dahulu sangatlah berbanding terbalik
dengan apa yang di tawarkan dalam iklan
pada zaman sekarang.
Pada
dasarnya iklan di buat untuk meyakinkan para konsumen terhadap suatu produk
yang mereka tawarkan kepada publik. Perkara ini barang tentu bukan sebuah
perkara yang mudah, Mengapa ? karena untuk meyakinkan public terhadap produk
mereka membutuhkan sebuah iklan yang paling utama di perhatikan adalah design
dari iklan tersebut harus se creative mungkin ataupun se menarik mungkin di
pandang oleh public. Selain membutuhkan design yang menarik barang tentu
penempatan iklan tersebut harus di gunakan di sebuah tempat ataupun Media yang
sering orang lihat.
Adapun
kita akan melihat sejauh mana pertekom bisa mempengaruhi dunia periklanan,
mungkin pada zaman dahulu dunia periklanan hanya dalam selembar kertas yang
terlihat kaku dan mungkin iklan itu sangat lah membosankan.
Periklanan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan jasa pemasaran barang atau jasa (komunikasi satu arah dengan
menggunakan media tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan
distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya perencanaan komunikasi iklan,
iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi
publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik
(televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran
selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery
advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui
suatu media, dibiayai oleh perusahaan atau individu yang ingin menyebarkan
informasi baik bisnis ataupun kepentingan lain, serta ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat. Deskripsi atau presentasi dari
produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk
individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka industri
periklanan dapat didefinisikan sebagai indusri yang mempromosikan suatu produk,
jasa, ide, dan sebagai industri jasa yang mengemas bentuk komunikasi berbentuk,
informasi layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta
oleh pemasang iklan (individu,organisasiswasta /pemerintah) melalui media
tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang
bertujuan untuk mempengaruhi, atau sepakat atas hal membujuk target
individu/masyarakat untuk membeli, mendukung yang ingin dikomunikasikan.
Di era globalisasi seperti ini Teknologi adalah hal yang
tidak dapat lepas dari berbagai aspek salah satunya periklanan, peran teknologi
dari waktu ke waktu sangat mempengaruhi nilai pencapaian industri periklanan.
Adapun peran teknologi dalam dunia periklanan dapat dijabarkan sebagi berikut :
Iklan dalam penyiaran radio dan televisi
Hadirnya radio dan televisi juga turut merubah cara
perusahaan untuk beriklan. Tampilan informasi grafis di koran kemudian diubah
menjadi suara-suara di radio atau video-video iklan di televisi. Iklan memasuki
tahapan baru dalam teknis pelaksanaannya dengan ditemukannya radio dan
televisi. Iklan di koran-koran yang dianggap membosankan mulai ditinggalkan dan
beralih pada penyebaran iklan melalui radio dan televisi.
Iklan di radio dan televisi lebih dianggap menarik karena
melibatkan media yang lebih menarik ketimbang koran. Iklan di radio dapat
berupa rekaman percakapan skenario penggunaan sebuah produk atau
kalimat-kalimat persuasi yang dapat disatukan dengan musik-musik yang menambah tingkat
atraktivitas sebuah iklan. Iklan di televisi juga dapat berupa rekaman
penggunaan produk, testimonial terhadap sebuah produk, atau lakon-lakon yang
bernada persuasi dari sebuah produk. Iklan di televisi menemui tingkat
diferensiasi paling besar hingga saat ini, jenis tampilan iklan menjadi sangat
variatif di televisi. Bahkan pesan-pesan yang tadinya langsung mengarahkan
khalayak untuk membeli sebuah barang menjadi lebih samar-samar dan pesan
ideologis yang disampaikan menjadi lebih kental. Seperti yang dapat ditemui
dalam iklan-iklan rokok yang tidak secara langsung membujuk untuk membeli
sebuah rokok, melainkan dengan tampilan-tampilan berbeda dan lucu.
Iklan dalam media cetak
Dalam pengertian ini, media cetak yang dipakai untuk
memasang iklan adalah surat kabar dan majalah. Dalam media ini dikenal jenis
iklan baris, iklan display, dan iklan advetorial. Iklan baris adalah iklan yang
pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya hanya terdiri dari iklan lowongan
pekerjaan; iklan penjualan rumah, mobil bekas, tanah, handphone; dan penawaran
jasa tertentu. Iklan ini ukurannya kecil dan banyak mengandung singkatan tertentu.
Iklan display merupakan iklan yang paling dominan pada surat
kabar maupun majalah. Ukurannya sangat bervariasi, biasanya minimal dua kolom,
hingga maksimal satu halaman. Iklan advertorial adalah iklan yang ditulis
dengan gaya editorial. Isi pesan dan gaya penulisannya lebih serius. Dalam
modul ini yang menjadi fokus pembelajaran adalah iklan jenis display dan
advertorial.
Karakteristik iklan media cetak
Iklan
di media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah,
memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau
2.
daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok. Perkembangan zaman
telah menciptakan segmentasi, dan megidentifikasi surat kabar dan majalah
menurut karakteritik sosial pendidikan pembacanya
3. peranan jenis huruf, ukuran, aspek lay out turut
menentukan keberhasilan iklan
4. dapat bertahan, tidak satu kali lalu habis
Iklan dalam media internet dan digital
Fase
perkembangan teknologi selanjutnya menghasilkan teknologi media baru di
internet semakin mempermudah perusahaan yang bergerak di bidang periklanan.
Hadirnya media sosial dan situs-situs berbagi konten semakin membuat iklan
menjadi semakin beragam. Iklan yang dahulunya dilakukan dengan cara
face-to-face dapat dilakukan kembali dengan bantuan media sosial. Penyebaran
lewat situs jejaring pertemanan akan mengefektifkan penyebaran informasi dan
persuasi mengenai sebuah produk dan menghemat biaya produksi sebuah iklan.
Sebuah perusahaan juga dipermudah untuk beriklan tanpa menggunakan perusahaan
penyedia jasa periklanan.
Perusahaan tinggal membuat akun di sebuah media sosial dan
pelaksanaan iklan sesuai dengan strategi marketing perusahaan tersebut
secara gratis.
Hadirnya
media baru yang dengan digitalisasi konten membuat perushaan periklanan beralih
menjadi perusahaan iklan digital. Semua produk iklan saat ini cenderung di
dominasi oleh bentuk digital seperti file gambar, infografis, dan video.
Penggunaan perangkat lunak untuk proses pengeditan sebuah iklan membuat iklan
semakin variatif secara visual dan juga menjadi lebih interaktif kepada
khalayak. Penyebaran konten dari perusahaan periklanan juga dibantu dengan
situs berbagi konten seperti YouTube, Tumblr, dan Pinterest. Pemanfaatan
situs tersebut dapat mempermudah penyebaran konten persuasif dari sebuah iklan
menjadi lebih menyebar.
Langganan:
Postingan (Atom)